politik sepakbola





Pembukaan Piala Euro 2008 di station TV RCTI memang menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar sepak bola. Namun yang bikin saya terkejut adalah kemunculan Jusuf Kalla Wakil Presiden RI menjadi salah satu komentator pertandingan perdana antara Swiss melawan Cekoslovakia. Lagi-lagi ada saja manuver politisi negeri kita untuk mendongkrak popularitasnya menjelang Pemilu 2009. Memanfaatkan persitiwa sepakbola yang ditunggu jutaan manusia di Indonesia yang ingin disuguhkan pertandingan sepakbola bermutu, bukan sepakbola versi Indonesia yang barbarian dengan tontonan pengeroyokan wasit atau tawuran antar supporter.

Komentar Jusuf Kalla mengenai pertandingan perdana Piala Euro 2008 ada yang menarik perhatian saya. Saat menjawab pertanyaan Ricky Jo presenter pertandingan tersebut mengenai bagaimana perkiraan pertandingan sepakbola di Piala Euro 2008 ini Jusuf Kalla menjawab, “Piala Euro ini menjadi menarik karena ini merupakan pertandingan antar negara, dan ada saatnya seorang pemain dari suatu negara menjadi lawan temannya sendiri dalam satu tim di klub sepakbolanya untuk membela negaranya masing-masing.” Pernyataan ini seperti menjadi sebuah isyarat, saat ini memang SBY dan Jusuf Kalla satu tim dalam Kabinet Indonesia Bersatu, tapi saat Pemilu 2009 bisa saja menjadi rivalnya untuk meraih kursi nomor satu di negeri ini dengan membawa bendera partainya masing-masing. Bukan begitu Pak Jusuf Kalla?

Nah kemudian, lagi-lagi Jusuf Kalla berkomentar seputar negara mana yang kemungkinan menjadi pemenang Piala Euro 2008 ini. Kalla berkomentar, “Pertandingan sepakbola ini seperti halnya Pilkada, pemenangnya bisa saja yang tidak disangka-sangka, yang diunggulkan dan diusung-usung berpeluang besar meraih kemenangan bisa saja pada akhirnya kalah.” Hmm mungkin Pak Jusuf Kalla saat itu sedang curhat colongan karena jagoan partainya kalah di Pilkada Jabar dan Sumatera Utara baru-baru ini, padahal di wilayah yang merupakan basis Partai Golkar yang sangat besar tersebut jagoannya justru malah mengalami kekalahan.

Ternyata fenomena politik di negeri ini banyak bisa ditafsirkan secara mudah melalui sepakbola….Bukan begitu Pak Jusuf Kalla?
http://gaffari-ramadhan.blogspot.com/2008/06/fenomena-politik-dalam-kacamata-sepak_07.html

Komentar