sahabat sejati

Anda tahu, apa salah satu hal yang paling paling berharga di dunia yang begitu ’kering’ dan serba individualistis seperti sekarang ini?






Anda tahu, siapa yang paling ingin anda temui, setelah anda begitu lelah bekerja, begitu banyak persoalan dan kesemuanya begitu memenuhi dada anda saat itu yang dengannya segera anda ingin keluarkan sepenuhnya kepada seseorang itu?






Kedua pertanyaan di atas mungkin jawaban yang paling mendekati adalah sahabat.






Ya sahabat. Sesosok orang yang menurut anda begitu terasa dekat meski ia jauh, yang begitu banyak kesamaan hobi dan minatnya dengan anda. Yang paling begitu mengerti anda dengan segala kekurangan dan kelebihan anda.






Persahabatan adalah barang mahal yang begitu berharga bagi kita, terlebih bagi kita yang mungkin hidup di tengah kota metropolitan yang dari hari ke hari isinya adalah polusi, bising, materi dan persaingan. Cuma persahabatanlah yang mungkin, salah satu yang menjadi semacam pe-netral bagi semua racun mematikan kota yang saya sebutkan tadi.






Kalau anda ingat lagu yang sangat populer di era 80-an, mungkin anda [termasuk juga saya] akan menjadikan lagu ini menjadi lagu favorit, dinyanyikan oleh Diana Worwick judulnya ”That’s what friend are for” hmmm... anda sudah ingat? Lihat betapa indahnya lagu itu bukan? dan betapa indahnya warna pelangi bagi persahabatan anda.








UJIAN PERSAHABATAN



Karena ia barang yang mahal, maka ujian persahabatan pastinya juga bukan hal mudah. Semakin sejati persahabatan itu, maka semakin tinggi pula tingkatan ujian yang harus diterimanya.






Kesejatian harus teruji bukan oleh satu atau dua kali rintangan. Akan tetapi pasti lebih dari itu.






Sahabat adalah orang yang telinganya paling sabar mendengar curhat kita, yang selalu menyediakan bahunya untuk kita menangis, yang selalu ada di saat orang lain pergi menjauh. Yang selalu menerima kita sebagaimana adanya dengan segala kekurangan itu, ternyata juga adalah manusia biasa. Sekali waktu dalam rentang yang anda lewati bersama, tibalah masa ujian itu. Di mana ia seperti orang lain kebanyakan yang bukan sahabat anda. UJIAN itu tiba pada pelangi persahabatan yang selalu anda kira indah. Bila masa itu tiba, apakah anda betul-betul sudah siap?





Manusia sejatinya pasti juga punya salah. Ia bisa saja terpeleset dan sekali waktu ia bisa saja tiba-tiba tidak ada di samping anda, padahal anda sedang begitu membutuhkannya. Meskipun anda tahu dalam hati kecil anda sekali lagi anda bilang,”Lho tapikan kamu sahabat saya!”. ”Kenapa dia bisa begitu berubah?” Nah lho! Eng-ing-eng. ..[kayak film koboy saja ya?






Begitulah, namanya juga ujian, di mana-mana ya tidak mudah. Ingat, sekali lagi sahabat juga manusia biasa. Itu kata kuncinya. Ia bukan malaikat, ia bukan seperti robot dan selalu patuh kepada titah tuannya. Ia sama juga dengan anda. Yang suatu saat dalam hidupnya punya pilihan-pilihan dalam hidupnya. Satu waktu ia juga butuh waktu untuk dirinya sendiri.






Bisa saja kan, justru ketika anda punya masalah dan berharap begitu banyak dan begitu mengandalkannya seperti biasa, eh..ternyata pada waktu yang genting itu, ia juga sedang punya persoalan yang tak kalah beratnya dengan anda. Dan sekali lagi ia butuh waktu untuk dirinya sendiri, di mana pada saat itu bukannya ia tak butuh anda, tapi ia merasa ketika dengan anda ia takut malah memperkeruh suasana.






Sebagaimana lazimnya persahabatan, apalagi ia sudah mencapai usia yang panjang. Maka di dalam hati seorang sahabat yang paling dalam, insyaAlloh ia hanya akan mendo’akan yang terbaik bagi sahabatnya. Ia pasti menyimpan harapan-harapan dan memandangi dengan penuh seksama apa kebutuhan dan cita-cita sahabatnya.






Percayalah, dalam rentang waktu ujian, saat-saat ia sedang sendirian, ia masih tetap sahabat anda. Yang sekali lagi, menginginkan yang terbaik bagi anda dan tentu bagi persahabatan anda.






Kalau yang terjadi sebaliknya, maka boleh jadi jangan-jangan ia memang bukanlah sahabat anda. Ia tidak teruji dalam terjalnya persahabatan yang menuntut ketulusan dan mudah memaafkan. Sahabat adalah orang yang [hampir] selalu membukakan pintu ruang hatinya untuk anda singgah dan berbagi resah. Saya beri tanda kurung dengan kata hampir, karena sekali lagi ia tidak selamanya di samping anda. Dan ia [sekali lagi] bukanlah malaikat. Akan tetapi ia adalah seseorang yang punya sejuta kata maaf di keranjang hatinya untuk anda.






Satu saat ia mungkin juga salah, tapi ia punya simpanan kata maaf yang tak mudah habis, dan bila ia sahabat anda, biasanya ia juga segera tak tahan untuk segera menghampiri anda dengan senyum tulusnya dan kemudian bersama sahabat anda membuat pelangi baru di langit sambil menertawai rintangan perjalanan persahabatan anda. Sahabat sejati punya begitu banyak bekal ’berbagi’ di dalam tas yang dibawanya selalu di dalam sudut di ruang hatinya untuk anda sahabatnya.






Ahh...sahabat









Epri Abdurrahman Rafi'
http://epriabdurrah man.multiply. com/journal/ item/156

Komentar