siapa yang pantas jadi presiden?????

Posted on July 4, 2008 by kubanggajah | Edit
Lalu siapa yang pantas jadi presiden?

Pilihan pertama saya pada Hidayat Nur Wahid – Deddy Mizwar. Kenapa saya memilih HNW? Pertama dia orangnya relatif sederhana. Ini penting sebab orang yang boros dan mewah gaya hidupnya cenderung korupsi agar bisa boros dan mewah.

Kedua HNW hingga saat ini relatif bersih. Sebagai Ketua MPR relatif dikenal meski dari kharisma agak kurang ketimbang SBY yang gagah dan ganteng. Kharisma bagi rakyat Indonesia yang mayoritas tidak terdidik jauh lebih penting ketimbang yang lain. Sebagai contoh rakyat Indonesia lebih memilih orang yang pendidikannya rendah, prestasi dan pengalaman kurang ketimbang profesor Doktor yang mampu meredam anjloknya nilai rupiah dari Rp 11.600/USD 1 menjadi Rp 6.700/USD 1.

Hidayat orangnya tenang dan tidak emosional. Ini adalah satu modal untuk jadi seorang pemimpin.

Lalu kenapa saya memilih Deddy Mizwar sebagai wakil presiden? Karena sebagai artis/public figure Deddy Mizwar sangat populer di mata rakyat. Tanpa mengeluarkan biaya kampanye trilyunan rupiah dan kampanye di berbagai daerah, rakyat di TPS juga sudah tahu siapa Deddy Mizwar. Umumnya orang beranggapan Deddy Mizwar baik.

Tidak semua artis bisa menang pemilu. Contohnya Marissa Haque dan Rieke Dyah Pitaloka gagal. Selain popularitas, rakyat juga masih memikirkan kematangan artis tersebut. Bisa apa mereka?

Rano Karno dan Dede Yusuf menang karena mereka memiliki citra yang baik. Kalau dipilih artis yang muncul di acara Gossip Show karena rumah tangganya berantakan bisa jadi justru tidak terpilih. Rano Karno sebagai artis berkualitas sangat tinggi. Sebagai pemimpin dia mampu memimpin perusahaannya membuat produk yang berkualitas dan mensejahterakan karyawannya. Rumah Tangganya juga jarang diterpa gosip. Ini adalah modal yang bagus.

Demikian pula Dede Yusuf yang selain populer juga imagenya cukup baik. Jarang jadi sasaran gosip. Aktifnya di Partai Politik dan juga DPR jadi bekal baginya untuk jadi pemimpin. Meski dana kampanye sangat minim, tapi rakyat yang memilih sudah tahu siapa Dede Yusuf.

Jadi untuk melawan kandidat Pilpres yang punya banyak dana kampanye dari para Pelaku Pasar diperlukan pasangan artis yang populer di masyarakat, memiliki image yang baik, dan kematangan dalam memimpin (minimal perusahaannya sendiri). Deddy Mizwar punya semua itu meski untuk kegagahan dan tampang memang masih kalah dengan Rano Karno dan Dede Yusuf. Sepele tapi ini penting bagi rakyat Indonesia… .

Pertanyaannya adalah, beranikah PKS mencalonkan pak Hidayat Nur Wahid sebagai capres mereka? Apa tetap bermain aman sebagai oportunis mencalonkan capres lain yang lebih besar kemungkinan menangnya meski mungkin orangnya tidak begitu bersih?

Selain HNW, di acara Republik Mimpi ditampilkan mantan Bupati Kutai, Awang, yang saat ini diduga korupsi. Tim Republik Mimpi menampilkannya dengan asumsi Awang difitnah dan meminta jika ada yang memiliki bukti Awang korupsi untuk menghubungi mereka hingga bisa ditampilkan.

Tapi seandainya Awang bersih, dia cukup potensial sebagai pemimpin karena ketika memimpin dia bisa menggratiskan dan memberi beasiswa rakyatnya dari TK hingga universitas. Kebijakannya untuk mengadakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya seperti industri perminyakan, gas, dan pertanian sangat bagus. Begitu pula dengan visinya untuk memberi tiap petani tanah seluas 5 hektar. Jika presiden Indonesia bervisi seperti ini, maka Indonesia akan makmur!

Jika Awang memang tidak korupsi maka Awang layak dijadikan alternatif calon presiden bersama Deddy Mizwar. Selain Deddy Mizwar bisa juga dipakai Igo Ilham. Tapi popularitas Igo nampaknya masih jauh di bawah Deddy Mizwar.

Alternatif calon presiden lain adalah Gamawan Fauzi yang saat ini menjabat gubernur Sumatera Barat. Dia juga dikenal cukup bersih meski dari segi prestasi saya belum melihatnya. Tapi bersih adalah satu modal yang sangat penting untuk memimpin negeri ini.

Menteri Pertanian Anton Apriantono saya lihat juga cukup baik dalam memimpin. Terbukti dia berhasil membuat Indonesia swasembada beras sehingga muncul wacana ekspor beras. Memang harga beras naik dan juga harga beras dari petani turun. Tapi itu tak lepas dari kebijakan bersama dengan Menko Perekonomian, Mentri Keuangan, dan Mentri Perdagangan serta Bulog dalam menetapkan kebijakan harga.

Anton juga berani menolak impor beras yang bisa menghancurkan para petani di Indonesia. Dia juga sederhana dan bersih. Yang jadi masalah, beranikah dia sebagai anak buah SBY maju jadi penantang SBY sebagai calon presiden alternatif? Modal untuk jadi Presiden selain jujur, bersih, dan mampu juga harus berani atau “sedikit ambisius” sebab rakyat negeri ini jarang mau mencalonkan dan mendukung pemimpin yang jujur dan amanah. Biasanya justru pemimpin yang ambisius yang maju dan mengucurkan uang agar rakyat mau memilihnya.

Selain itu ada juga Sarwono Kusuma Atmaja dan Ibu Muba yang diam-diam berhasil membuat perusahaan Taxi Putra (sebelumnya Citra, dan Kosti) yang mampu mensejahterakan para sopirnya. Dengan setoran lebih rendah dari Taxi lainnya, para pengemudi Taxi bisa memiliki mobil Taxi tersebut dalam waktu 4-7 tahun. Setelah itu selama 2 tahun mereka menikmati sebagian besar hasil setorannya. Pada saat yang sama, tarifnya memakai tarif lama yang murah sehingga meringankan masyarakat. Informasi ini saya dapat dari para supir taxi tersebut karena saya biasanya naik taxi tersebut.

Orang seperti itulah yang meski tanpa jabatan, namun bisa memakmurkan orang-orang di sekitarnya yang layak jadi presiden. Mereka sudah membuktikan pengabdian mereka di lapangan. Bukan sekedar janji kosong.

Itulah beberapa alternatif calon presiden yang ada dipikiran saya. Meski tidak sempurna, namun saya melihat SBY-Kalla tidak layak dipilih kembali.

Calon Presiden lain seperti Megawati dan Gus Dur adalah stok lama yang pernah jadi presiden. Tak ada perubahan berarti ketika mereka memimpin. Jadi Indonesia perlu stok pemimpin baru. Bukan barang “lama” yang prestasinya biasa-biasa saja.

Ada pun Wiranto dan Sutiyoso saya melihat harta mereka terlalu banyak untuk ukuran pejabat. Sementara saya belum melihat mereka memberi sumbangan untuk orang miskin. Wiranto pernah memberi Warung Wiranto pada pedagang Warteg, tapi baru sebatas masa Pemilu 2004. Sutiyoso saya lihat prestasinya dalam mensejahterakan warga DKI Jakarta belum terlihat meski dia menjabat beberapa periode. Tapi kedua calon ini tetap lebih baik ketimbang SBY-Kalla yang gagal mengendalikan kenaikan harga barang sehingga akhirnya memiskinkan masyarakat.

Amien Rais bisa jadi satu kandidat ideal. Namun Amien Rais sudah 2 kali mengikuti Pilpres dan 2 kali gagal. Amien Rais sendiri menyatakan tidak akan mengikuti Pilpres lagi. Bisa saja berpendapat bahwa saingan Amien seperti Mega, Gus Dur, SBY sudah memimpin dan hasilnya mengecewakan, mungkin Amien saat ini punya kesempatan.

Tapirakyat Indonesia lebih suka pemimpin yang tidak banyak bicara. Rakyat Indonesia juga tidak suka pemimpin yang fisiknya kecil. Terbukti Habibie yang bagus dari sisi kinerja tidak dipilih. Amien juga lebih banyak didukung kelompok Muslim. Non Muslim kurang mendukung. Tapi dengan masuknya Amien ke dalam AKKBB, bisa jadi dukungan ummat Islam jauh berkurang. Secara politik dan ekonomi Amien adalah Nasionalis dan tidak tunduk pada AS. Namun secara agama Amien agak liberal.

Saat ini ada begitu banyak kandidat calon presiden, yaitu: SBY, Megawati, Wiranto, Gus Dur, Sutiyoso, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Prabowo, dsb. Harusnya rakyat Indonesia cukup memilih satu atau dua pemimpin yang bersih dan bijak sehingga suara tidak terpecah.

Yang jelas rakyat harus cerdas dan tidak mau disuap. Jangan mau disuap dengan BLT atau uang lainnya untuk memilih calon tertentu. Jika rakyat mau disuap uang Rp 100 ribu untuk memilih pemimpin tertentu, jangan heran jika pemimpinnya juga korup. Rakyat korup akan menghasilkan pemimpin yang korup.

Jangan pilih pejabat dan parpol yang mendukung kenaikan harga BBM, penjualan BUMN, tunduk kepada Pasar, dsb

Komentar